Friday, January 30, 2015

Putus #2 - Tinggiku 165 Senti Meter, Tinggi Egoku 3 Meter

Sebelum aku lanjut di rubrik seri Putus dalam blog ini. Aku cuma mau kasih tahu kalau semua tokoh dalam cerita Putus akan aku samarkan namanya. Karena kebanyakan karakter yang muncul dalam rubrik masih banyak yang ada dalam lingkaran pertemenan aku. Aku mau sharing pengalaman tetapi tidak mau sampai menyebarkan gosip buruk. Yang harus diambil dari rubrik seri Putus ini adalah jangan mengulangi kesalahan yang aku lakukan sampai hubungan ku gagal berkali-kali.

Awal semester ganjil kelas 2 SMP. Aku memliki seorang teman baik yang bernama sebut saja Michael. Kami adalah teman yang sangat dekat dan selalu saling curhat bila kami ada masalah atau ada sesuatu yang menganggu pikiran kami.

Suatu hari, Michael mulai menceritakan kepada ku tentang seorang cewe bernama sebut saja Elsa. Michael sudah memendam rasa suka terhadap Elsa, dan aku pun sebenarnya sudah bisa lihat kalau Michael suka sama Elsa jauh dari sebelum dia curhat sama aku soal itu. Sebagai teman yang baik, aku langsung mendukung Michael untuk segera menyatakan perasaan kepada Elsa karena dari yang aku perhatikan cukup nekat.

"Tembak aja si Elsa! tunggu apa lagi?" kataku pada Michael.
"Ah, ngga ah, belum saatnya!" jawabnya.
"Gimana sih? tunggu apa? kalian udah dekat banget lohh. nanti kalau dia kelamaan nunggu terus dia diambil orang lain gimana?"
"Gua ngga berani Dik!" jawabnya jujur. Aku pun langsung kesal mendengar statement itu darinya dan langsung berkata "Gimana sih kau? Cowok bukan? masak gitu aja ngga berani?".
Dia pun sedikit panas mendengar statement itu.
"Apaan sih? emangnya kau berani kalau ada di posisi aku?". Katanya dengan nada menantang.
"Beranilah! emang kaya lu, pengecut?" Jawabku langsung tanpa berpikir.
"Ok, buktikan kalau gitu! kalau kau bisa nembak cewe dalam waktu 2 minggu ini, aku bakal nembak Elsa!" Tantangnya.
"Nembak doang kan?"
"Ngga dong! harus diterima! kalau kau punya pacar baru aku bakal cari pacar juga!".
"2 Minggu? dapat pacar? Hmm..." Aku berpikir sejenak, Aku memang sudah lama jomblo waktu itu, sudah 1 Tahun lebih setelah kejadian di Putus #1. Dan aku berpikir waktu itu sudah saatnya aku coba cari pacar lagi.

"Oke! Deal, itu taruhan kita ya! Kalau aku berhasil dapat cewe dalam 2 minggu, kau harus nembak Elsa!". Aku pun berjabat tangan dengan Michael, menandakan Challenge Accepted.

Pethatikan kata "itu taruhan kita", karena kata itu lah yang akan menjadi sumber masalah dalam post ini.

Back to the story, Pencarian pacarku pun aku mulai. Aku mulai mencari-cari kontak cewe yang masih jomblo. 1 per 1 aku SMS dan aku dekati, tapi no luck. Keep it mind, aku bukan mencari pacar hanya untuk membuat Michael menembak Elsa, lalu aku tinggalkan setelah itu. Aku mencari pacar memang atas kemauan aku sendiri dan memang rasanya pengen punya pacar waktu itu.

Ntah apa yang ada di pikiran aku waktu itu, tapi Ego aku cukup tinggi. Aku merasa aku bisa mendapatkan semua cewe dengan mudah pada saat itu. Proses aku mencari pacar waktu itu bukan Suka lalu dekati. tapi Dekati dulu baru sukanya nanti. Itu lah sebabnya aku asal aja mendekati semua cewe. Yang penting aku bisa mendapat pacar dalam waktu 2 minggu pikirku waktu itu.

Minggu pertama berlalu, masih belum ada cewe yang sedikitpun tampak mau menjadi pacar aku. Aku sudah sempat putus asa dan berniat membiarkan taruhan aku dan Michael berlalu begitu saja. Sampai suatu hari, aku bertemu dengan teman les baru yang bernama sebut saja Anna.

Pertama kali aku kenal dengan Anna, langsung terasa ada kontak diantara kami. Kalau kata orang itu ada Chemistry. Kalian pasti pernah pada suatu masa, saat kalian baru kenal dengan 1 lawan jenis, Ntah kenapa badan kalian terasa seperti tersetrum, langsung diserang gugup ringan dicampur rasa gembira karena bisa ngobrol sama ini orang. Nah, itu lah yang aku rasakan saat aku pertama kali ngobrol dengan Anna. dan aku bisa melihat Anna juga merasakan hal yang sama.

Aku mengenal Anna dari tempat les, tetapi setelah itu aku mengetahui kalau Anna rupanya 1 sekolah dengan aku. Kami pun mulai saling SMSan, dan saat bertemu di tempat les dan sekolah kami sering bercanda bersama. Lama-kelamaan aku menjadi suka sama Anna dan aku bisa merasakan Anna juga suka sama aku.

Tiba-tiba teringat, kalau taruhan aku sama Michael belum berakhir, Melihat hubungan aku dan Anna yang sudah saling suka, aku pun langsung menembaknya agar aku bisa menyelesaikan tantangan dari Michael. dan akhirnya aku diterima oleh Anna setelah seminggu PDKT.

Besoknya disekolah, aku mulai menagih janji Michael atas taruhan yang dia mulai. Aku menyelesaikan tantangan dia, saatnya dia yang memenuhi janjinya untuk menembak Elsa. Tapi kecewanya aku, Michael tidak memenuhi janjinya untuk menembak Elsa. Rupanya dalm waktu 2 minggu itu, dia sudah kehilangan rasa sukanya terhadap Elsa karena ada cewe lain yang lebih ia suka. Tetapi tidak memungkinkan untuk ditembak sekarang karena masih tahap awal PDKT.

Michael tidak memenuhi taruhannya sesuai yang dijanjikan. Tapi aku ngga peduli, terserah dia mau penuhi taruhan atau ngga, yang aku pikirkan sekarang adalah aku senang karena aku sudah mendapat pacar lagi. At this point, Taruhan itu sudah bukan menjadi alasan kenapa aku menembak Anna.

Aku pun menjalani hubungan dengan Anna dan hubungan ku kali ini jauh lebih baik dari hubungan ku yang pertama di Putus #1. Hubungan kami bukan sekedar cuma di SMS tapi benar-benar di dunia nyata juga. Dan waktu itu, pacaran sudah bukan bahan ejekan lagi karena kami sudah cukup dewasa dan tahu kalau pacaran itu hal normal. Jadi kami pun tidak pernah gugup saat bertemu disekolah, selalu berinteraksi saat bertemu disekolah dan yang aku paling ingat adalah kami sama-sama penggembar game online Audition pada waktu itu dan kami sering bermain bersama.

Percepat cerirtanya 2 Minggu kemudian. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada pertanda apapun yang menunjukkan hubungan kami dalam masalah, kami tidak pernah berantem masalah serius sebelumnya dan aku ingat kemarin kami masih menjalani hubungan tanpa masalah. Tapi tiba-tiba aku menerima pesan dari Anna mengatakan sebaiknya aku putus sama dia.

Aku akan menjelaskan kondisi perasaan aku pada masa itu. Rasanya seperti di tabrak pakai bus yang sedang jalan dengan kecepatan 120km/jam. Kalau saja sehari sebelum dia mengajak putus, kami berantem dulu. aku akan mengerti dan lebih bisa menerima kalau dia mengajak putus. Tapi hubungan kami kemarin masih baik-baik saja, ada masalah apa sih sampai aku bisa membaca SMS kaya gini sekarang?

Aku shock sekali saat aku mendapat SMS seperti itu, dan aku tak tahu harus bereaksi bagaimana padanya waktu itu. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi dan otak aku terus menerus menyusun potongan cerita yang ngga pernah ada. Mencari-cari cerita apa dibalik SMS itu. Aku sempat membalas SMS itu dengan singkat "oh, yaudah" sent. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan tidak tahu cara bereaksinya karena semuanya terlalu tiba-tiba.

Beberapa menit setelah membalas pesan itu. Aku merasa ngga puas karena ngga tahu apa masalah yang terjadi sampai dia harus putusin aku secara tiba-tiba seperti ini. Aku mau at least aku tahu apa yang terjadi. Aku pun mulai menggali jawaban dengan bertanya pada Anna melalui SMS.

"Sebenarnya ada apa sampai kita putus tiba-tiba gini?" Sent. lalu aku mendapat balasan yang mengejutkan.
"Karena kau jadikan aku barang taruhan", Kok dia bisa sampai tahu sih? aku kira cuma aku sama Michael yang tahu soal ini? aku pun mencoba menjelaskan kalau taruhan yang dia dengar itu tidak seperti yang dia pikirkan. Aku tidak mendekati dia karena aku mau menyelesaikan taruhan itu, memang aku suka sama dia dan aku mendekati dia murni karena rasa suka. Taruhan itu cuma seperti inside jokesnya aku dan Michael.

"Anna, aku benar-benar suka sama kamu, ngga ada hubungannya sama taruhan itu. taruhan itu ngga seperti yang kamu pikirin!" balas aku menjelaskan semuanya. Tapi too late, dia sudah keburu ngga percaya sama aku. "bohong! kamu cuma jadikan aku bahan taruhan!". Itu akhir hubungan aku dengan Anna.

Baru-baru ini, dan maksud aku akhir tahun 2014. Iya, 6 Tahun setelah kejadian dalam blog ini. Aku mendengar sepotong cerita yang tidak pernah sampai di kuping aku pada waktu itu.

Teman baik Anna pada masa itu yang bernama sebut saja Siska, sekarang kuliah di universitas yang sama dengan aku. Belum lama ini menceritakan apa yang sebenarnya terjadi beberapa hari sebelum aku putus dengan Anna. Ternyata gosip tentang aku menjadikan Anna sebagai barang taruhan tersebar luas dibelakang aku. Semua orang mengira aku hanya menjadikan Anna barang taruhan dan setelah taruhan aku selesai, aku akan meninggalkan dia begitu saja. Semua teman Anna tahu tentang cerita taruhan itu tetapi mereka tidak tahu kalau taruhan itu cuma salah pemakaian kata saja.

Aku pun bertanya pada Siska siapa yang duluan memulai gosip itu waktu itu, dan dia juga tidah tahu. Pada waktu itu dia mendaptat gosip itu dari orang yang mendengar gosip itu dari orang laing juga. Dan aku baru tahu reputasi aku di antara teman-teman Anna pada masa itu jelek sekali setelah gosip itu tersebar.

Oke guys! apa yang bisa dipelajari dari cerita ini? Kalau menurut aku adalah jaga egomu jangan sampai terlalu tinggi. dalam cerita ini aku sempat merasa aku mencari bisa mencari pacar dengan gampang dan tidak menganggap pacaran itu adalah hal yang serius pada awalnya.

Lalu pesan kedua adalah, Mulutmu harimaumu. jaga omonganmu ke siapapun itu, Andai saja aku sama Michael tidak menggunakan kata taruhan pada waktu itu, kesalah pahaman seperti ini mungkin tidak terjadi dan mungkin aku dan Anna tidak akan putus gara-gara masalah ini. Aku baru umur 13 tahun waktu itu dan aku masih belum mengerti setengah kata-kata yang keluar dari mulut aku. Tetapi sekali lagi, ego aku yang tinggi membuat aku mengatakan kata-kata yang aku tidak tahu bisa menciptakan kesalah-pahaman pada saat itu.

Tidak ada penyesalan, semua proses belajar menuju kedewasaan. Aku menulis ini hanya untuk sharing cerita bagian-bagian menarik dari hidup aku. Semoga kalian terhibur dan semoga mendapat manfaat dari cerita post ini.

No comments:

Post a Comment