Saturday, January 24, 2015

Orang Itu #2 : "Jangan Main Handphone!"

Dalam hidup kita, pasti kita akan menemukan orang yang kata nyebelin, ngeselin itu ngga cukup untuk menjelaskan orang ini. Tak ada kosa kata dalam bahasa apa pun yang mampu menjelaskan orang jenis ini dan akhirnya aku memutuskan untuk cukup menyebutnya “ORANG ITU”

Kelas 3 SMK Semester 1, Dihari pertama sekolah. Aku sedang mengikuti pelajaran jam terakhir di sekolah. nah "Orang Itu" kali ini adalah guru pelajaran jam terakhir aku yang bernama sebut saja Ibu Ikanayam.

Ditengah pelajaran jam terakhir, sekitar 30menit sebelum jam sekolah berakhir. Handphoneku mulai bergetar tanda ada yang menelepon. Karena aku adalah murid yang baik, aku tidak menghiraukan telepon tersebut. Membiarkan HP bergetar sampai akhirnya berhenti sendiri.

Tetapi tidak lama setelah panggilan itu berhenti, HPku mulai bergetar lagi. dan kali ini aku tetap membiarkan panggilan tersebut. Panggilan kedua gagal, langsung disambung dengan panggilan ketiga. Akhirnya aku keluarin HP aku untuk intip siapa yang sebenarnya nelepon dari tadi.

Rupanya yang nelepon daritadi adalah "soon to be" kakak iparku. Harusnya dia tau jelas kalau aku lagi di kelas sekarang. Jadi dengan sedikit jengkel aku menolak panggilannya lalu mengantongi HPku lagi. Tetapi setelah aku tolak panggilannya kakak iparku kembali menelepon lagi. Aku kembali menolak panggilan tersebut tetapi kakak iparku tetap menelepon kembali setelah panggilannya ditolak.

Dalam pikiranku mulai muncul spekulasi macam-macam. Apa ada sesuatu yang darurat banget terjadi? Sampai kakak iparku harus ngomong sama aku sekarang juga. Sampai SMS pun ngga cukup untuk menyampaikan pesan itu? Pasti ada yang ngga beres ini. Harusnya kakak iparku tahu kalau aku masih dalam kelas sekarang. Jadi kalau dia tetap telepon walau aku tolak panggilannya berkali-kali, pasti ada masalah darurat.


Panggilan demi panggilan aku tolak, tetapi kakak iparku tetap berusaha menelepon. Aku pun mulai khawatir dan merasa ini telepon yang sangat penting dan harus aku terima sesegera mungkin. Mungkin kakak iparku sedang diculik dan penculiknya mau minta uang tebusan? dan kalau aku ngga angkat dalam 5 menit lagi dia akan pelan-pelan menyiksa kakak iparku? Ntah deh, aku punya daya khayal yang cukup liar.

Akhirnya aku berdiri dan maju kedepan kelas untuk minta izin keluar kelas dengan Ibu Ikanayam. Tapi mungkin karena aku adalah murid yang terlalu jujur waktu itu. Aku minta izin keluar dengan alasan untuk mengangkat telepon. Padahal kalau aku izin keluar dengan alasan mau ketoilet pasti diizinkan. Yasudahlah, tak ada penyesalan. Kalau aku izin keluar dengan alasan kedua aku jadi ngga ada cerita untuk dishare hari ini.

Anyways, Aku maju kedepan kelas untuk minta izin keluar kelas untuk mengangkat telepon darurat ini. Aku menjelaskan keadaan HP ku yang terus di telepon biarpun sudah aku tolak daritadi. Ia mulai melihat ku dengan mata tajam. Lalu akhirnya mengizinkan ku keluar kelas untuk mengangkat telepon itu.

Aku pun akhirnya langsung keluar kelas dan mengangkat telepon itu. Alangkah kesalnya ternyata telepon itu teramat sangat tidak penting, kakak iparku menyuruhku untuk pulang bersama adiknya yang kebetulan adik kelas ku di tahun itu. Cuma itu. ntah apa alasannya dia ngga mau ngirim SMS aja kalau cuma mau bilang itu.

Akhirnya aku kembali ke kelas dengan rasa kesal. Tetapi rasa kesal itu diperparah dengan Ibu Ikanayam. Setelah aku kembali ketempat duduk ia langsung menceramahi ku di depan teman-teman sekelas.

"Ini karena hari pertama makanya ibu maafkan kamu tidak sopan seperti itu.' kata si Ikanayam. What the hell? Jelas-jelas aku sudah minta izin dulu dan bukan main keluar dari kelas saja waktu itu. Kan aku kira telepon itu darurat banget soalnya aku ditelepon terus menerus dengan orang yang sama biarpun sudah aku tolak panggilannya. Gimana kalau memang lagi darurat kaya Kakak Iparku sedang diculik dan penculiknya minta tebusan seorang cowo ganteng? (penculiknya tante cantik misalkan) kan cuman aku yang bisa nyelamatin Kakak iparku?

Ikanayam pun tetap melanjutkan ceramahnya. "Kalian kan udah besar, harusnya tahu sopan santun dong. Keluar buat angkat telepon di tengah pelajaran itu sopan ngga?. Sekarang kan juga teknologi udah canggih, bisa pakai SMS aja. Kenapa ngga suruh mereka SMS aja?. Tolong dong sopan santunnya dijaga. bla bla bla" So on and so on. Intinya dia berkata aku ngga sopan karena aku mengangkat telepon di tengah pelajarannya.

Selesai ceramahnya, ia melanjutkan menjelaskan materi yang tengah ia jelaskan sebelum aku minta izin keluar kelas. Saat tiba-tiba terdengar musik, "Sik asik, sik asik, kenal denganmu". Rupanya musik tersebut adalah Ringtone HPnya sih Ikanayam. Ikanayam segera mengeluarkan HPnya dari kantongnya, melihat siapa yang meneleponnya. dan coba tebak apa yang ia lakukan habis itu? SI KAMPRET NGANGKAT TELEPONNYA DI DEPAN KELAS!

Seluruh kelas melihat kearahnya dengan muka "What the f*ck?". Setelah ceramah panjang lebar yang baru dia sampai-in ke depan kelas, dia bisa ngangkat telepon seenaknya di depan kelas? At least aku ngga langsung angkat telepon aku, aku tolak dulu panggilannya berkali-kali. lalu karena aku merasa ini telepon penting banget, aku minta izin dulu untuk mengangkat telepon dan aku ngga ganggu teman-teman dengan teleponan di kelas. aku keluar dulu agar pembicaraan aku ngga ganggu teman di kelas.

Dan yang paling parah, teleponnya jauh lebih ngga penting daripada telepon aku. aku masih ingat jelas pembicaraanya pada waktu itu.

"Halo?, oh iyaa ibu.. ...... hahahahaha ..... ngga, cuman lagi ngajar ini... ......... iya bener ibu ....... iya iya, jadi kok nanti sore.... ......... iyaa, yaudah selamat siang."

"cuman lagi ngajar"? CUMAN? Si kampret ngga menanggapi pekerjaanya dengan serius. menurut dia ngajar itu CUMAN dan telepon itu lebih penting daripada mendidik kami. dan setelah selesai teleponan. Si Kampret langsung melanjurkan pelajaran seakan tidak ada yang salah. dan seluruh kelas masih shock melihat apa yang baru terjadi.

No comments:

Post a Comment