Friday, January 30, 2015

Putus #1 - Bagian brengsek dalam diri aku

Aku mendapatkan pacar pertamaku 7 tahun yang lalu saat aku masih kelas 1 SMP. Pacarku (sekarang sudah mantan) pada waktu itu adalah teman sekelasku yang bernama sebut saja Bunga. Dan hubungan itu sangaat pathetic. Miris banget ngingat cara aku pacaran waktu itu. Ya jelas lah! Aku masih baru pertama kali belajar cara berinteraksi dengan cewe yang setuju disebut pacar aku waktu itu.

Here's the story

Awal sekolah, aku masuk ke kelas dan melihat Bunga, teman sekelasku, dan seketika itu juga aku berpikir "nih cewe cantik banget, aku harus punya nomor HPnya! (Belum zamannya minta pin BB atau Line Id pada masa itu)".

Jadi akhirnya aku meminta nomor HPnya dari teman sekelas aku. Aku masih belum punya keberanian untuk ngomong sama cewe langsung pada masa itu. Segitu mirisnya aku pada masa itu. Nyali ngga punya tapi berani pacaran.

Singkat cerita, aku mulai PDKT padanya dengan cara mengSMSnya tiap hari, nanyain hal ngga penting kaya "Met pagi, udah mam belum?", "Koq blum mam sich? nanti cakit loh?", "Yaudah, udah mlam nich, met bobo ya" and so on. Ya, aku benaran ngetik kaya itu pada masa itu, bahkan lebih parah harusnya. Kalau mau liat gaya ngetik bahasa gaul aku pada masa itu lihat saja Timeline Facebook ku 7 tahun yang lalu. Merinding aku kalau mikir aku pernah berbahasa seperti itu.

Anyways, SMS adalah satu-satunya bentuk PDKT yang aku lakukan pada masa itu. Aku ngga mencoba mendekatinya saat bertemu di sekolah. dan bahkan ngga pernah ngobrol face 2 face, karena aku terlalu gugup untuk ngomong sama cewe pada masa itu. 1-1nya bentuk komunikasi antara kami berdua adalah SMS. PDKT macam apa itu? 

Akhirnya, setelah PDKT via SMS dan only SMS selama beberapa hari, aku memutuskan untuk coba menembak Bunga, via SMS. dan aku diterima! via SMS. Pada akhirnya kami punya hubungan pacaran. Apakah kami mulai dekat saat kami bertemu di sekolah? No!. Apakah kami mulai berinteraksi face 2 face layaknya orang pacaran? No!. It got worse.

Gosip mulai menyebar bahwa kami pacaran, dan teman-teman mulai mengejek kami soal hubungan kami. Pada masa itu, ejekan itu termasuk sesuatu yang berat untuk dihadapi. Aku dan Bunga sampai tidak berani saling tatap muka. Bahkan ketika kami berpas-pasan kami takut untuk saling menyapa. Kami masih belum punya kedewasaan untuk menjalani hubungan pada waktu itu, masih belum ngerti apa yang dimaksud dengan pacaran.

Pada akhirnya kami hanya berinteraksi via SMS. Apa bedanya dengan saat kami belum pacaran? Itulah sebabnya di awal post aku ada bilang kalau hubungan kami sangat pathetic. miris ngingatnya. Interaksi kami yang paling dekat waktu itu adalah waktu dia ngajakin aku untuk ngedate di mall. tapi Trust me, saat aku bilang nge-date, itu ngga seperti yang kalian bayangkan.

Waktu itu kami janjian untuk bertemu di mall, memang labelnya nge-date. tapi ntah kenapa aku mengajak temanku dan dia mengajak temannya. Sehingga jadinya ini lebih kaya group hangout daripada nge-date. dan sepanjang date itu berlangsung, Aku ngga ada kontak mata dengan Bunga. Kontak mata pun ngga, apa lagi ngobrol. Sama sekali ngga ada, Dia ngobrol dengan temannya dan aku ngobrol dengan teman aku. Seakan-akan kami ngga pernah janjian kesini untuk jalan bersama. Aku sesekali mencoba untuk berinteraksi dengan Bunga tetapi Bunga tetap ngga menghiraukan aku. Dia terlalu gugup dan aku juga tidak cukup percaya diri agar dia nyaman untuk ngomong sama aku. Pada akhirnya aku dan temanku pulang duluan ninggalin mereka karena situasi terlalu canggung dan aku ngga tahan lagi. Great Boyfriend!

Ok, percepat beberapa hari kemudian. Aku mulai jengkel karena aku merasa hubungan kami seakan ngga ada arti, yang ada malah membuat kami semakin terasa jauh. Mana mungkin kami pacaran cuma dengan SMSan?. Akhirnya aku kesal dan memutuskan untuk putus sama dia. Aku langsung mengirim pesan bertuliskan "Kita temenan aja ya?" kepadanya, dan dia membalas dengan "Oh, yaudah kalau itu maumu".

Dan besoknya, gosip mulai tersebar disekolah kalau aku mutusin dia, dan katanya dia menangis karena aku mutusin dia. Mendengar berita itu, ada 2 perasaan yang aku rasakan. Di satu sisi aku ngerasa bersalah karena sudah membuat Bunga menangis. Tapi ada bagian kecil dalam diri aku, bagian yang aku suka sebut bagian brengsek dalam diri aku, merasa senang mendengar Bunga menangis gara-gara aku putusin. Ada bagian kecil dalam diri aku yang merasa senang karena aku melihat ada seseorang yang sangat menginginkan aku.

Akhirnya, karena merasa bersalah, aku memutuskan untuk mengirim SMS kebunga bertuliskan "Yank? aq cuman nyoba perasaan kamu serius ato ngga sama aku kok yang kemarin.". Yah! aku benar-benar ngirim SMS kaya gitu, Aku ngga punya nyali buat ngomong sama dia face 2 face tapi aku punya nyali untuk ngirim SMS kaya gitu. Great Boyfriend! dan ntah apa yang dipikirkan Bunga pada waktu itu. Dia nerima aku untuk jadi cowonya lagi. Lalu kami kembali menjalani hubungan seperti biasa.

Tidak sampai seminggu, aku mulai bosan kembali dengan hubungan kami yang hanya melalui SMS. Dan bagian brengsek dalam diri aku mulai mendambakan perasaan "di-inginkan" lagi. Perasaan yang sama saat aku memutuskan dia dan membuat dia menangis karena dia sangat menginginkan aku. Dan ntah apa yang aku pikirkan, Aku langsung mutusin dia untuk kedua kalinya dengan rencana membuat dia menangis lagi dan aku ajak balikan lagi setelah itu. Benar-benar Great Boyfriend!.

Bunga pun shock sekali lagi, ia menangis sekali lagi dan dengan tanpa perasaan aku mengirim SMS untuk mengatakan kalau itu cuma percobaan aku sekali lagi. Dan kali ini dia tetap menerima ku kembali, tapi dia marah. Dia mulai memperingati aku untuk tidak mengulanginya lagi.

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku mulai bosan lagi dengan hubungan ini. Jelas saja hubungan kami tetap berbasis SMS tanpa interaksi nyata, dan kali ini SMS pun terasa canggung karena dia mulai kesal dengan tindakan aku waktu itu. Hubungan ini semakin membosankan dan bagian brengsek dalam diri aku mulai mendambakan perasaan "di-inginkan" itu lagi. Walaupun sudah diperingatkan sama Bunga untuk tidak mengulanginya, tapi aku tidak peduli. Aku ingin merasa "di-inginkan", Bukan cuma sekedar punya teman SMS. dan aku pun mutusin Bunga untuk ketiga kalinya. Tetapi kali ini balasan SMSnya singkat. Seakan dia sudah tidak peduli lagi. Bagian brengsek dalam diri aku tidak merasa terpuaskan. Aku pun segera mengatakan kalau itu adalah percobaan lainnya lagi. Tapi dia sudah keburu muak dengan semua percobaan aku. dan akhirnya dia ngirim sms yang isinya, "aku udah ngga mau lanjut lagi. cewe itu bukan mainan yang bisa kau mainin seenaknya." itu SMS terakhir darinya.

Setelah itu, kami seakan tidak mengenal satu sama lain lagi. Seakan tidak pernah ada apa-apa diantara kami. dan aku mengerti kalau itu semua salah aku.

Merasa bersalah? Pasti. Tapi tidak ada penyesalan, yang terjadi ya terjadi lah. Banyak pengalaman buruk yang akan aku share di blog ini dan tak satu pun aku sesali. Semuanya adalah proses belajar menuju kedewasaan. Dan lagipula aku jadi banyak pengalaman menarik untuk ditulis di blog aku. hehe.

Pesan yang aku mau sampaikan ke teman-teman, terutama yang masih SMP atau punya adik yang baru masuk SMP. Kalau kalian belum siap untuk pacaran, jangan pacaran. Kalian ngga mau punya hubungan yang sangat miris seperti hubungan aku yang ini. Tahu darimana kalian siap pacaran atau ngga? kalau kalian masih minta nomor HP, Pin BB, ID Line cewe itu dari orang lan dan ngga minta langsung dari orangnya secara face 2 face (kalau minta lewat FB ngga di hitung langsung). Maka kalian masih ngga punya nyali untuk punya pacar. Percayalah, pacaran itu butuh nyali berat.

But hey, kalau ngotot tetap mau pacaran. Aku ngga melarang, siapa tahu kalian akan dapat hubungan yang miris yang bisa kalian bagikan dengan blog kalian juga suatu hari nanti. Who knows?

No comments:

Post a Comment