Wednesday, March 4, 2015

Moment paling menakutkan saat pertama kali masuk Jakarta

Sebelum tinggal di Jakarta. Gua punya persepsi yang sangat jelek terhadap Jakarta terutama pada premannya. Banyak guru-guru gua yang menceritakan tentang bagaimana mereka sering di palak dan dirampok saat di kuliah di Jakarta. Belum lagi pada saat gua baru masuk Jakarta di tahun 2013. Itu adalah tahun beredarnya berita maraknya penyiraman air keras di berbagai tempat di Jakarta.

Dan ini adalah cerita moment paling menakutkan gua saat gua baru masuk Jakarta.

Pada hari kedua saat gua baru pindah ke Jakarta. Gua, Kakak gua dan Mama gua pergi ke sebuah mall untuk berbelanja kebutuhan Kos. Pulangnya, gua bawa banyak banget belanjaan mulai dari peralatan mandi sampai dispenser dan kipas angin.

Kami pun mulai mencari-cari taksi untuk pulang, dan karena waktu itu kami tidak tahu merk-merk taksi yang berkualitas di Jakarta. Akhirnya kami menganggap semua sama saja. Dan karena tidak ada taksi lain yang lewat, kami pun memilih sebuah taksi yang tidak bermerk yang kebetulan ngetem depan mall.

Masuklah kami ke taksi tersebut, taksi tersebut sangat amat jorok dan tidak memiliki argo. Mobilnya pun usang dan sudah setengah rusak, Bunyi knalpotnya bukan *brmmm* tapi *toloooooong*. Supirnya pun penampilannya berantakan, Pokoknya benar-benar ngga pantas deh.  tetapi karena tidak ada pilihan lain dan sudah keburu deal harga, kami naik saja taksi itu.

Kami masih baru di Jakarta sehingga kami tidak begitu hafal dengan jalanan Jakarta. Jadi kami hanya bisa masuk kedalam taksi dan memberitahu tujuan kami, lalu berdoa semoga kami tidak diculik sama supir taksi ini.

Supir ini membawa kami melewati jalan kecil dan lorong sempit. Gua mulai memiliki perasaan ngga enak mengenai rute yang ditempuh si pak supir. Ntah kenapa gua ngerasa semakin taksi itu berjalan semakin jauh kami dari tujuan kami. Lalu tiba-tiba supir itu mengatakan sesuatu yang bikin perasaan gua semakin ngga enak. "Waduh, bensin mau habis, lupa isi saya."

Ntah kenapa statement itu benar-benar terdengar seperti dialog yang jelek di telinga gua. Gua ngerasa ada yang ngga beres dengan ini supir. Masa iya dia lupa isi bensin?

Mobil pun terus berjalan di lorong kecil, sampai tiba-tiba mobil tersebut mati sendiri. Supir tersebut terlihat panik dan berusaha menghidupkan mobilnya lagi. Sekali dicoba, gagal.. kedua kali, gagal lagi... dan percobaan ketiga akhirnya mobilnya hidup lagi. Kami pun melanjutkan perjalanan kami.

Tidak jauh mobil tersebut berjalan, mobil tersebut kembali mati lagi. Kali ini matinya di depan sebuah warung. Pak supir pun turun dari taksi dan berjalan ke warung tersebut. Gua perhatikan warung tersebut, ada banyak bapak-bapak bermuka sangar dan berbadan besar.

"Mampus Kita!" pikir gua waktu itu. Gua udah ngerasa dari awal ada yang ngga beres, mulai dari penampilan supirnya yang berantakan, jalurnya yang tidak jelas dan mobil yang bisa tiba-tiba mati sendiri di depan warung yang isinya banyak preman. Yang membuat gua semakin panik adalah kami membawa banyak belanjaan sehingga menandakan bahwa kami sedang membawa uang dalam jumlah besar, sasaran empuk kalau kami mau dirampok.

Setelah beberapa saat dalam warung tersebut, Supirnya berjalan balik lagi kemobil. Pikiran gua mulai berspekulasi macam-macam, "wanjriiit, dia mau mulai merampok kami ya? Terus ntar nasib kami gimana? kami ngga punya apa-apa ditengah daerah yang kami ngga tahu dan ngga bisa ngehubungin siapapun karena handphone kami diambil juga. Mana temennya gede-gede lagi badannya? Mereka banyak air keras ngga ya di dalam? ntar kalo kami di rendem dalam air keras gimanaa???"

Gua mulai berdoa sekuat yang gua bisa, sumpah gua ngga pernah berdoa seserius ini dalam hidup gua. Tiba-tiba supir tersebut membuka pintu mobil dan berkata "Ibu, boleh minta 50ribu dulu bu? nanti potong aja biayanya pas udah sampai. Ini saya ngga cukup buat beli bensinnya."

Akhirnya mama gua ngasih selembar 50ribuan ke supir itu dan supir itu membeli bensin eceran warung tersebut. Lalu mobilnya kembali hidup dan ntah bagaimana jalannya gua bisa sampai ke kosan gua.

Dan sampai hari ini, itu masih moment terseram dalam hidup gua,

Pesan gua dalam cerita ini adalah jangan naik taksi tidak bermerk! Gua banyak denger cerita yang mengerikan dari temen-temen gua yang naik taksi ga bermerk mulai dari Argonya yang ngga jelas sampai Mobilnya yang penuh dengan kecoa. Kalau memang butuh taksi, naiklah yang memang merknya sudah terkenal seperti burung biru. atau minimal cari yang mobilnya mengkilat dan tidak tampak usang. Tapi usahakan cari yang bermerk, jangan sampai dapat yang tiba-tiba habis bensin di depan warung preman. -_-"

Punya cerita unik tentang pengalamanmu dengan taksi? bagiin cerita mu dengan comment di bawah! :)


No comments:

Post a Comment